Go Green |
acana tentang penggunaan barang-barang yang mudah terurai atau barang-barang yang tak memerlukan waktu yang memakan waktu lama untuk hancur setelah tak lagi digunakaan,bukanlah lagi menjadi hal yang baru saat ini. Sejak awal abad ke-21,sejak isu tentang perubahan iklim mulai diangkat, banyak negara-negara didunia ini berusaha untuk mencari cara atau rumusan baru untuk menyesuaikan dengan keadaan iklim yang sejak saat itu keadaannya merubah iklim diseluruh belahan dunia.
Hal ini juga berlaku bagi Indonesia. Apalagi Indonesia pernah menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan sebuah konferensi negara-negara tentag perubahan iklim sebagai tindak lanjut dari pertemuan di Kyoto, Jepang. Dan kini Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang sangat berperan aktif untuk mengajak negara-negara lainnya untuk berpikir lebih dalam menghadapi perubahan iklim saat ini.
Sebagai bukti yanga akan dilaksanakan oleh negara ini, salah satunya adalah pada akhir tahun ini, Kementerian LH(Lingkungan Hidup) akan membuat peraturan pemerintah (PP) tentang penggunaan plastik terurai atau dikenal dengan nama Grene itu. Dengan Adanya PP tersebut nantinya masyarakat Indonesia akan diwajibkan menggunakan Grene ini dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup,hal ini akan diterapkan nantinya,kerana menganggap plastik mudah terurai ini ini atau Grene sebagai bahan alternatif karena melihat banjir yang selama ini menjadi masalah umum yang ada di Indonesia.
Sebenarnya apa yang menjadi masalah dengan plastik yang selama ini kita gunakan.Plastik yang kebanyakan beredar dimasyarakat dapat terurai dan menjadi debu hingga mencapai ratusan tahu. Sedangkan Grene,yang terbuat dari Polythylene Degradble Grade Asrene dengan kode SF5008E. Bahan baku ini membutuhkan waktu untuk terurai dalam waktu enam bulan. Sehingga ketika nantinya aturan ini telah diterapkan, diharapkan seluruh pemerintah didaerah diharapakan pula dapat membuata aturan yang sama untuk berlaku didaerahnya.
Menurut, Corporate Secretary PT Chandra Asri, Suhat Miyarso mengatakan, kekuatan plastik tersebut sama dengan plastik yang konvensional. Harganya pun hanya sedikit lebih mahal 1,5 persen dibanding plastik konvensional. Namun permintaan plastik tersebut masih rendah. “Penggunanya, hanya sekitar seribu sampai dua ribu orang dalam sebulan," tambahnya.
Menurutnya, toko-toko yang menyediakan plastik tersebut hanya toko-toko besar, di antaranya seperti Carrefour, Giant, dan Alfamart. Oleh karenanya, ia berharap agar masyarakat ikut peduli lingkungan dan mengantisipasi terjadinya banjir dengan menggunakan plastik tersebut.
Akankah hal ini akan diterapkan di Indonesia?. Kita nantikan saja apa yang keputusan yang akan diambil nantinya oleh pemerintah Indonesia. Yang Jelas mari kita dukung pengurangan emisi karbon, akan alam ini dapat kembali tenang seperti dahulu. Salam Go Green.
0 comments:
Posting Komentar